Sebagian perbuatan manusia dipengaruhi oleh pola pikirnya. Jikalau
pola pikirnya baik, InshaAllah perbuatannya baik. Dan jika pola pikirnya buruk,
maka jangan harap ia akan bisa berbuat baik. Oleh karena itu, untuk mengubah
nasib seseorang maka perlu mengubah perilakunya dan untuk mengubah perilakunya
maka ia harus mengubah pola pikirnya.
Berpikir positif atau dalam bahasa agama sering disebut
dengan husnuzhan (berbaik sangka)
addalah pola pikir yang harus kita kembangkan. Kita wajib berbaik sangka, baik
kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Seseorang yang berpikir positif atau
berbaik sangka pada Allah maka Allah akan mengikuti persangkaannya.
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman, “Aku
menurut persangkaan hamba-ku. “ jadi, jika ingin mendapatkan kasih sayang
Allah, maka tanamkan dalam hati dan jiwa kita bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Jika kita ingin mendapatkan ampunan Allah, maka tanamkan dalam diri
bahwa Allah Maha Pengampun. Jika ingin menjadi orang sukses, maka tanamkan
dalam diri bahwa Allah Berkuasa menjadikan kita orang yang sukses. Jika ingin
menjadi orang kaya, maka tanamkan dalam diri bahwa Allah Maha Kaya dan Maha
Mengayakan. Namun selain itu, kita juga harus menanamkan dalam diri sendiri
bahwa kita mampu melaksanakan apa yang kita inginkan jika Allah mengijinkan.
Rasulullah mengajarkan kita untuk berpikir positif, bukan
berpikir negatif. Rasulullah juga mengajarkan kepada kita untuk optimis dan
bukan pesimis. Ajaran-ajaran Rasulullah SAW untuk berpikir positif ini tersurat
dalam hadits-hadits beliau dan juga dalam perbuatan-perbuatan beliau. Selain itu,
ayat-ayat Al Qur’an pun juga menyuruh kita untuk berpikir positif.
Washalallahu ‘alan
nabiyyil karim wa alihi wa ashabihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.